Hiruk-pikuk dan cahaya rembulan
Malam ini, cahaya rembulan tampak terang, menemani pengangguran ini mencari inspirasi. Kalau kata anak gaul, ini adalah me time, atau menikmati waktu sendiri. Cahaya rembulan menyala; suara kendaraan yang lalu-lalang menyiksa telinga. Namun, di balik hiruk-pikuk itu, ada ketenangan yang tersembunyi. Pikiran melayang, merenungi masa depan yang belum jelas arah. Di bawah sinar rembulan yang lembut, harapan kecil mulai tumbuh, seperti bunga yang perlahan mekar di tengah malam. Kesendirian ini, meski sunyi, memberi ruang untuk memahami diri. Saya belum bisa membuat kalimat penyambung dari narasi ke opini tanpa basa-basi, karenanya saya membiarkan waktu membuat saya lebih hebat dari sebelumnya. Bagaimanapun, jika berlari terlalu cepat mengejar sesuatu, akan terjatuh, bukan? Semangat menyimaknya, ya.
Manusia memang sering kali menghadapi berbagai keterbatasan baik dalam hal kemampuan, waktu, maupun empati. Keterbatasan ini merupakan bagian alami dari kehidupan kita, dan justru karena inilah kita saling membutuhkan satu sama lain. Melalui interaksi sosial, kita belajar dari pengalaman orang lain, memperluas pemahaman kita, dan berkembang bersama. Keterbatasan kita bisa menjadi dorongan untuk terus mencari hal baru, berinovasi, dan menemukan cara-cara yang lebih baik untuk hidup dan berkontribusi pada masyarakat.
Berbicara tentang mencari hal baru dan berinovasi mengingatkan saya pada peribahasa "katak dalam tempurung." Peribahasa ini menggambarkan seseorang yang hidup dengan pandangan sempit, seperti terkurung dalam dunia kecilnya sendiri, tanpa menyadari ada dunia yang lebih luas di luar sana. Meski merasa nyaman dalam keterbatasan itu, kenyamanan ini sebenarnya bisa menjadi penghalang bagi perkembangan diri.
Namun, seperti katak yang bisa keluar dari tempurungnya, kita juga memiliki kemampuan untuk melampaui batas-batas yang ada. Dengan mencari pengetahuan baru, membuka diri terhadap pengalaman dan pandangan orang lain, serta mengembangkan empati, kita bisa memperluas wawasan dan menjadi lebih bijaksana. Berinteraksi dengan orang lain memungkinkan kita melihat dunia dari berbagai perspektif, memahami kompleksitas kehidupan, dan memperkaya diri dengan pengalaman yang lebih luas.
Pada akhirnya, keluar dari "tempurung" kita sendiri adalah langkah penting dalam perjalanan hidup. Dengan melakukannya, kita tidak hanya memperbaiki diri tetapi juga berkontribusi pada kemajuan masyarakat. Dunia yang lebih besar menanti mereka yang berani membuka diri dan melampaui keterbatasan yang ada, menjadikan hidup ini sebagai perjalanan pembelajaran dan pertumbuhan yang terus berlanjut.
Artikel kali ini mungkin agak kaku; sajak dan elemen puisi pun tidak dominan. Asli, saya galau-ini mau dimasukkan ke pengetahuan atau narasi. Syahdan, artikel ini pending 1 hari karenanya saya harus mempertimbangkan masukan orang lain dahulu. Setelah diputuskan, akhirnya saya masukkan saja ke bagian narasi, walaupun bukan narasi yang bagus-bagus amat. Ya sudahlah, semoga waktu ikut membantu saya berkembang. Terima kasih.